Selasa, 25 Januari 2011

Standar kehidupan

“Standar kehidupan”


Mungkin sebagian pembaca akan heran dengan maksud penulis membuat judul di atas. “standar kehidupan” yah memang “standar kehidupan”. Anda tidak salah membaca. Penulis ingin memberikan khabar terbaru dan mencoba menggugah pembaca, apa sih yang dimaksud dengan standar kehidupan?

Setiap manusia pasti mempunyai tujuan hidup, sebab jika seseorang tidak memiliki tujuan hidup, maka manusia tersebut dapat dipastikan tidak akan mempunyai gairah hidup. Tapi yang menjadi masalah dalam penulisan ini apa yang dimaksud dengan tujuan hidup, lalu apa pula hubungannya dengan standar kehidupan?

Tujuan hidup manusia yang paling mendasar, disadari ataupun tidak disadari adalah “ingin bahagia”, lalu setelah dia merasa bahagia apakah cukup sampai disitu. Yah sebenarnya memang cukup, tapi dalam diri manusia keinginan tersebut akan terus berkembang, keinginan manusia akan terus meningkat, dan alam bawah sadar manusia juga akan adaptasi dengan kondisi tersebut, sehingga “level” ingin bahagia sebelumnya akan meningkat ke level yang lebih tinggi, demikian seterusnya.

Kembli ke pokok permasalahan kita.

Lalu apa standar kehidupan kita?

Pada dasarnya standar kehidupan seseorang juga ditentukan oleh “asalnya” standar kehidupan itu muncul. Misalnya seseorang yang sangat mengagumi orang tuanya. Jika seseorang tersebut tidak mempunyai karakter diri yang kuat, maka orang tersebut akan mempunyai standar kehidupan yang merupakan “hasil copy-an” dari orang yang sangat dikaguminya tersebut. Hal ini karena dalam dirinya tidak pernah terbentuk standar kehidupan yang diinginkannya.

Standar kehidupan yang semacam ini, biasanya akan menjadi hampa pada akhirnya, karena walaupun dalam sebagian besar seseorang anak mempunyai banyak kesamaan dengan orang tuanya, dan juga karena kekagumannya akan menggiring pola pikirnya ke arah yang mirif dengan orang yang dikaguminya tadi. Tetapi setiap manusia pasti berbeda dengan manusia yang lainnya. Hal inilah yang menjadikan orang tersebut menjadi hampa. Karena setelah standar kehidupan yang ingin dicapainya telah terpenuhi, namun ternyata di dalam alam bawah sadarnya masih ada keinginan yang ingin dicapainya, tetapi dia tidak mampu untuk me”riil”kan keingingan tersebut. Keinginan tersebut hanya terkungkung di dalam alam bawah sadarnya.

Seseorang tersebut tidak mengetahui apa sebenarnya keinginannya sendiri, apalagi untuk mewujudkannya. Disinilah diperlukan keahlian seseorang untuk menggali apa keinginan sebenarnya yang ingin diwujudkan, sehingga alam sadar seseorang akan mencari jalan untuk mewujudkan keinginan tersebut berdasarkan intelektualitas yang dimilikinya.

Bagi orang yang memiliki karakiter diri yang kuat, biasanya telah memiliki standar kehidupannya sendiri, dia telah memiliki tujuan hidupnya sendiri dan juga telah memiliki keinginan tersendiri, sehingga didalam alam sadar maupun bawah sadarnya telah terpola untuk mewujudkan keinginannya tersebut. Jalan untuk mewujudkannyapun akan lebih gampang, karena alam sekitarnyapun akan secara otomatis “membantu” mewujudkan keinginan tersebut.

Orang seperti ini akan merasakan kepuasan yang sangat tinggi jika dia telah mampu mewujudkan standar kehidupannya, karena dia akan merasa telah meraih apa yang benar-benar ingin dicapainya, selain itu orang seperti ini akan berusaha dengan semua kemampuannya untuk mempertahankan hasil yang dicapainya, karena dia merasa yang dirainya tersebut bukan suatu kebetulan apalagi hanya sebuah keberuntungan.

Lalu bagaimana dengan anda?

Sudahkah anda mempunyai standar kehidupan?

Jika belum? Tentukan sekarang!!!

Tapi harus diingat, kita adalah mahkluk sosial yang pasti membutuhkan orang lain, oleh karena itu dalam mewujudkan standar kehidupan, kita harus memperhatikan hak-hak orang lain. Kita juga mahkluknya Tuhan Yang Maha Esa, dan Dia-lah yang mampu mewujudkan standar kehidupan kita. Oleh karena itu jangan lupakan “doa” disamping usaha dan upaya yang kita lakukan.

Semoga bermanfaat!!!

Upaya Untuk Shalat Lebih Khusuk

TIPS SHALAT KHUSYUK

Tak jarang kita mendengar orang mengatakan: “saya merasa sangat sulit untuk shalat khusus!!” bahkan tak terkecuali pada diri kita termasuk penulis sendiri. Namun penulis memberanikan diri menuliskan tips-tips berikut untuk dapat kita amalkan bersama.

Untuk mempermudah memahami dan mempraktekkannya, maka dalam penulisan ini juga telah ditambahkan beberapa pengalaman yang dialami sendiri oleh penulis. Akan tetapi bukan berarti telah mampu melaksanakan shalat dengan khusuk dengan benar.

Tulisan ini dibuat dengan harapan dapat bermanfaat bagi pembaca, sehingga dapat melaksanakan shalat lebih khusuk dan dengan izin Allah, penulis juga berharap semoga hal itu dapat membias kepada penulis sendiri untuk juga dapat lebih khusuk. Adapun tips-tips tersebut adalah sebagai berikut:

1. Berdoa Kepada Allah SWT

Kita ketahui bahwa segala sesuatu tergantung pada kodho dan kodharnya Allah SWT, untuk itu penulis menempatkan doa adalah syarat utama agar shalat kita khusuk. Kita berdoa dengan sungguh-sungguh kepada Allah SWT, agar Allah SWT menganugerahkan shalat yang khusuk kepada kita, agar kita dapat merasakan kenikmatan dalam beribadah, agar kita benar-benar mampu merasakan eksistensi dan makna mengapa sih kita harus shalat.

2. Jangan pernah berfikir, bahwa kita masih bisa hidup setelah shalat.

Jadi kita tanamkan keyakinan dalam diri bahwa shalat yang sedang kita lakukan adalah shalat yang terakhir yang dapat kita lakukan. Hal ini mudah kita pahami, karena banyak kita dengar bahwa ada mausia yang meninggal setelah melakukan ibadah atau bahkan sedang melakukan ibadah, demikian juga banyak orang meninggal pada saat melakukan kemaksiatan, misalnya di lokalisasi, tempat perjudian dan tempat-tempat maksiat lainnya.

Setelah kita mampu menanamkan keyakinan bahwa shalat yang kita lakukan tersebut adalah shalat yang terkahir dapat kita lakukan, lalu kita relakan suami/istri kita seorang diri, anak kita menjadi yatim piatu, mungkin nanti malam ialah malam pertama dalam liang kubur, semua harta yg kita kumpulkan tak akan kita bawa, & menjadi hak saudara kita, wajah elok & cantik yg kita banggakan dalam sekejap akan berubah jadi bangkai yang berbau busuk.

3. Hilangkan semua Rasa Egois dan Kesombongan Dalam diri

Marilah kita hilangkan semua rasa bahwa kita mampu tanpa izin Allah, hilangkan perasaan dalam diri kita bahwa semua yang kita raih adalah usaha kita sendiri, hilangkanlah kesombongan dalam diri kita, walaupun itu hanya sebesar biji zarah (inti atom), karena itu akan menghilangkan semua amalan kita menjadi sia-sia. Karena kesombongan dan keangkuhan adalah hanya milik Allah SWT.

Termasuk dalam hal ini adalah perasaan ingin dilihat oleh orang lain (ria). Bila perasaan itu ada sebaiknya kita segera istigfar dan menyadari bahwa tidak ada yang dapat kita perbuat illa bi’iznilLah.

4. Memahami setiap yang kita ucapkan dalam shalat

Seperti telah ditulis dalam Al-Quran Surat An-Nisaa':43, yang artinya: Hai orang-orang yang beriman, JANGANLAH kamu shalat, sedang kamu dalam keadaan MABUK, SEHINGGA KAMU MENGERTI APA YANG KAMU UCAPKAN...

MABUK dalam ayat ini biasa diartikan sebagai mabuk khamr, tapi sesungguhnya dapat juga dimaknakan dengan mabuk dunia, mabuk harta, mabuk tahta, mabuk cinta dan “mabuk-mabuk” yang lainnya. Karena hal-hal tersebut pasti dapat mengganggu shalat kita, sehingga menyebabkan kita lupa/silap/tak sadar bacaan shalat apa yang telah kita baca, bahkan juga menyebabkan kita lupa rakaat yang ke berapa.

Lebih baik kita membaca surat-surat pendek yang kita memahami makna bacaan setiap kata-kata yang kita ucapkan daripada kita membaca surat-surat panjang tetapi kita memahaminya.

Ingatlah!!, dalam Ayat diatas “JANGANLAH KAMU SHALAT SEDANG KAMU TIDAK MENGERTI APA YG KAMU UCAPKAN”. Artinya sangat penting bagi kita memahami apa yang kita ucapkan, bahkan kita “dilarang” melakukan shalat sampai kita memahami apa yang kita ucapkan.

Jadi,,, maaf,,, untuk kita yg masih belum faham arti bacaan iftitah, alfatihah, surah/ayat, ruku, i'tidal, sujud, duduk diantara dua sujud, tahiyat awal & akhir, maka WAJIB bagi kita memahami maknanya, bahkan lebih semperna lagi jika kita bias memahami kata demi kata.


5. Ucapkan dengan SUARA SEDANG (ANTARA KERAS dan PELAN)

Pada Al-Quran Surat (17) Al-Israa' ayat:110 “dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu dan janganlah pula merendahkannya dan carilah jalan tengah di antara kedua itu".

Terkadang pada saat kita shalat sendiri kita sering memelankan suara atau cuma di dalam hati saja, maka terkadang fikiran kita akan melayang tak tentu arah, atau juga terkadang juga kita mengeraskan suara sehingga kita terfokus pada lagu bacaan bukan pada makna bacaan.

6. Tuma'maninah

Hal ini sangat penting kita lakukan dalam shalat.

Jadi…. Kita lakukan shalat dengan perlahan-lahan, dan betul-betul dalam keadaan rileks, tidak tergesa-gesa, tidak terlalu cepat, dinikmati (karena sesungguhnya shalat memang sangat nikmat), dan dihayati. Karena kita tidak tahu dengan pasti apakah 10 detik lagi masih hidup?

Selain itu Tuma'maninah juga termasuk 1 dari 13 rukun shalat, artinya jika kita tidak tuma’ninah, berarti ada satu rukun yang tidak kita jalankan, dan apabila ada rukun sengaja tidak kita jalankan maka shalat kita akan batal (tidak sah).

Phone: 081361357147